Update Terbaru

Biografi Konfusius

Konfusius merupakan sebutan atau nama latin dari seseorang yang di Cina dikenal dengan Kong Fu-tze. Kong Fu-tze sendiri merupakan panggilan kehormatan yang diberikan kepadanya. Sedangkan namanya sendiri adalah Kong Chiu. Kong merupakan nama marga atau nama keluarganya, sedangkan namanya sendiri adalah Ch’iu (artinya bukit). Ia dilahirkan pada 551 SM di desa Ch’ang Ph’ing, di Qufu negara feodal Lu, di masa pemerintahan dinasti Zhou. Pada bagian ini, kita akan melihat bersama tentang kehidupan Konfusius dan latar belakang keluarganya.


Di dalamnya kita bisa melihat perjalanan hidupnya dari lahir hingga kematiannya, situasi sosial yang melatarbelakangi gagasan dan ajaran-ajarannya, serta karakter pribadi Konfusius. Dengan ini, kita bisa semakin mengenal Konfusius dan dengan begitu hal ini akan membantu kita dalam memahami ajaran dan gagasan-gagasannya.

Riwayat hidup Konfusius ini akan dibagi dalam 5 bagian. Pertama, Leluhur, masa kecil dan masa muda Konfusius (551-531 SM) yang akan melihat asal usul dan latar belakang keluarga Konfusius serta keadaan keluarganya yang miskin; kedua, Masa dewasa muda (531-501 SM) yang akan bercerita tentang kehidupan Konfusius sejak pernikahannya, pekerjaannya setelah menikah dan peristiwa kematian sang ibu; ketiga, masa pelayanan dalam pemerintahan (500-496 SM) yang bercerita tentang Konfusius dipercaya untuk menjalankan pemerintahan di Lu dan diangkat sebagai hakim di Chung-tu. Di sini, kita juga akan melihat proses turunnya Konfusius dari tampuk pemerintahan Lu yang disebabkan oleh adanya persaingan antar negara; keempat, masa mengembara (496-483 SM) berbicara tentang masa-masa sulit yang dialami Konfusius setelah keluar dari Lu; dan kelima, Masa tua dan kematiannya (482-479 SM) yang diwarnai kisah tragis kematian para murid kesayangannya, dan juga berbicara tentang kematiannya sendiri.

Dari seluruh perjalanan dan peristiwa hidup Konfusius ini, terlihat dengan jelas rangkaian hidup seorang ‘guru agung’ yang tidak hanya piawai dalam mengajar murid-muridnya dengan kata-katanya yang bijaksana, tetapi juga menghayati hidup sesuai dengan apa yang diajarkannya sendiri. Dengan ini ia menunjukkan bahwa dirinya adalah seorang tokoh yang pantas untuk diteladani.

2. Leluhur, Masa Kecil dan Masa Muda

Ketika Cina berada di bawah pemerintahan Dinasti Zhou, terdapatlah seorang bernama Chi yang bergelar Wei. Ia memiliki cucu yang menjadi seorang kepala Negara feodal Min. cucunya tersebut mempunyai dua orang anak bernama Fu-fu Ho dan Fang sze. Tiga keturunan setelah Fu-fu Ho, lahirlah Chang Kao fu, Wu dan Hsuan. Dari Chang Kao-fu inilah lahir Kong Fu Chia, yang darinya nama marga Kong berasal.
Pada jamannya, Kong Fu-chia dikenal sebagai seorang pejabat pemerintahan yang loyal dan jujur. Selain itu ia memiliki seorang istri yang sangat cantik. Suatu ketika bangsawan Huang tu, bertandang ke rumahnya dan diterima oleh Kong Fu-chia bersama istrinya. Setelah melihat istri Kong Fu-chia ia tertarik dengan kecantikannya dan berusaha untuk memilikinya. Hal ini mengakibatkan terjadinya perseteruan di antara kedua keluarga tersebut. Untuk mendapatkan apa yang diinginkannya, bangsawan Huang tu tidak segan-segan menggunakan kekuasannya. Karena merasa terancam, Kong Fu-chia melarikan diri dan menetap di Lu. Selama dalam pelarian, mereka hanya yang membawa barang-barang yang diperlukan untuk di perjalanan. Karenanya tidaklah mengherankan jika ketika mereka tiba dan mulai menetap di Lu, mereka hidup dalam keadaan sangat miskin. Stelah menetap di Lu, Kong Fu-chia berganti nama, dan dikenal sebagai Kong Fang-shu.

Kong Fang-shu, mempunyai seorang anak bernama Po-Hsia. Darinya lahirlah Shu Liang-ho yang tidak lain adalah ayah Konfusius. Konfusius merupakan anak laki-laki pertamanya, setelah sebelumnya ia menikah dan dikarunia 9 orang anak perempuan. Konfusius lahir ketika ayahnya berusia 64 tahun. Ibunya bernama Zheng-zhai yang berasal dari keluarga Yen yang tinggal di daerah Song.
Pada masa mudanya, Shu Liang-ho dikenal sebagai seorang perajurit Lu. Ia terkenal karena keberanian dan kepahlawanannya. Ketika terjadi pertempuran di Biyang pada 563 SM. Pada waktu itu Lu berada di bawah kekuasaan Xiang. Karena meletus pemberontakan di Biyang, ia memerintahkan Jendral Meng Sun-mie dan pasukannya untuk menyerbu daerah itu. Shu Liang ho merupakan salah satu anggota pasukan yang dipilih untuk menumpas pemberontakan di Biyang. Ketika sampai di perbatasan kota itu, Jendral Meng Sun-mie dan pasukannya melihat bahwa pintu gerbang telah terbuka. Saat itu juga mereka menyadari kemungkinan akan adanya perangkap di baliknya. Untuk memastikannya, dikirimlah beberapa pasukan dengan mengendarai kereta perang untuk masuk ke dalamnya. Ketika sampai di dalam, pasukan pemberontak datang menyerbu. Melihat hal ini mereka segera berbalik keluar di bawah hujan anak panah. Sementara pintu gerbang mulai menutup. Ketika pintu gerbang kota itu hampir tertutup seluruhnya dan melihat bahwa masih ada beberapa teman yang tertinggal di dalamnya, Shu Liang ho segera melompat dan berlari mendekati pintu gerbang kota yang hampir tertutup itu. Dengan sekuat tenaga, ia menahannya dengan bahunya hingga seluruh temannya dapat keluar dan meninggalkan tempat itu dengan selamat.

Ketika berusia 3 tahun, Shu Liang ho, ayahnya meninggal dunia dan dikuburkan di Fang shan. Fang shan terletak di Lu bagian timur. Meskipun demikian, sampai ibunya meninggal dunia, ia tidak tahu di mana letak makam ayahnya. Sejak saat itu Konfusius dibesarkan dan dididik oleh ibunya. Ketika masih anak-anak, Konfusius sering bermain upacara mempersembahkan kurban kepada leluhur. Ketertarikannya pada permainan tersebut, berawal ketika ibunya memberikan ijin untuk melihat langsung upacara persembahan kurban yang diadakan di ibu kota Lu. Sepulangnya dari sana, ia langsung menirukan apa yang dilalukan oleh pemimpin upacara persembahan kurban (master of ceremony) ketika menjalankan tugasnya. Sejak saat itu ia tidak pernah melewatkan waktu untuk menyaksikan secara langsung upacara persembahan kurban setiap kali diadakan di ibu kota Lu.

Ia menghabiskan masa remajanya dengan belajar. Ia mendapatkan pendidikan dan pengajaran yang pertama dari ibunya sendiri. Meskipun demikian, dengan kecerdasannya dan dibarengi oleh kedisiplinan yang diterapkan oleh ibunya, kemampuan berpikir dan kecerdasannya berkembang dengan baik. Ibunya mengajarkan enam pelajaran pokok (six art) yang meliputi ritual, musik, memanah, mengendarai kereta perang, berhitung dan menulis kaligrafi Cina. Ia hanya dapat menguasai dengan baik empat mata pelajaran saja yaitu ritual, musik, menulis kaligrafi Cina dan berhitung. Sedangkan dua mata pelajaran lain yang kurang begitu dikuasainya adalah memanah dan mengendarai kereta perang. selain itu, ia juga belajar enam kitab klasik yaitu kitab lagu-lagu dari jaman kuno (The Book of Songs), kitab Sejarah (The Book of History), kitab Ritual (The Book of Rites), kitab Music (The Book of Music) dan Yi Ching (The Book of Change), serta Risalah Musim semi dan musim gugur (The Spring and Autumn Annals) yang kemudian ia perbaharui dan redaksi ulang di usia tuanya.
Karena ibunya semakin sibuk dengan urusan rumah tangga, sementara ia tidak ingin pelajaran untuk anaknya terhambat. Ia memasukkan anaknya ke sekolah negeri. Tetapi hal ini hanya berlangsung selama tiga tahun, karena Konfusius kecil merasa kurang mendapatkan pelajaran yang sesuai dengan kecerdasannya.

Hal ini terjadi karena baginya pelajaran di sekolah tersebut terlalu mudah sehingga merasa bahwa di situ ia kurang bisa berkembang. Karena itu ibunya membawa Konfusius kecil kepada kakeknya (orang tua Zheng zai) untuk mendapatkan pelajaran tambahan. Hal ini membuat pengetahuannya tentang enam pelajaran pokok semakin mendalam, karena dari kakeknya, Konfusius dapat belajar memanah dan mengendarai kereta perang dengan lebih baik. Dengan mempelajari enam mata pelajaran pokok dan enam kitab klasik, tampak bahwa apa yang dipelajari Konfusius merupakan sesuatu yang mendasar dan penting bagi hidupnya. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakannya, “ketika aku masih muda, keluargaku sangat miskin, karena itu aku harus dapat menguasai banyak hal tapi yang aku kuasai haruslah sesuatu yang berguna saja bagi hidupku.” (The Analects 9:6)

Rupanya, pendidikan yang diperoleh dari ibunya dan ditambah lagi tempaan dari kakeknya dan kecerdasannya yang luar biasa membuatnya memiliki sikap yang baik dan kemampuan untuk bekerja dalam masyarakat. Selain itu, teladan dan kedisiplinan yang diberikan dan diterapkan oleh kakeknya ikut pula menjadi satu hal yang mendasari karakternya.


3. Masa Dewasa Muda

Ketika berusia 19 tahun, Konfusius menikah dengan seorang perempuan dari keluarga Qiguan yang tinggal di Song. Keluarga ini merupakan keluarga baik-baik. Di dalam keluarga tersebut terdapat empat orang gadis cantik yang berkeutamaan, rajin bekerja, serta memiliki kata-kata dan sikap yang baik. Konfusius menikah dengan salah satu dari mereka. Setahun setelah pesta pernikahannya keluarga baru tersebut dikaruniai seorang anak. Pada saat kelahiran anaknya seorang bangsawan di Lu bernama Chao datang mengunjunginya dan memberinya hadiah sepasang ikan gurame (li). Kemudian anak tersebut diberi nama Li Boyu.

Kemungkinan besar, setelah menikah, ia bekerja sebagai pejabat rendahan di kota Cheng di bawah keluarga Mengsun Xie sebagai seorang penjaga lumbung gandum dan merangkap sebagai petugas penarik pajak hasil bumi. Pada saat pertama kali bertemu Konfusius, Mengsun menyadari bahwa Konfusius merupakan seorang yang sangat bertalenta. Karena itu, ketika telah dekat masa panen, ia memutuskan untuk bekerja padanya. Akhirnya ia pun mengundang Konfusius dan mengangkatnya sebagai seorang pegawai rendahan dan menempatkannya di kota Cheng.

Selama menjalankan tugasnya, ia membuat berbagai macam perbaikan yang dianggap perlu. Di antaranya adalah sistem penarikan pajak hasil bumi. Telah menjadi rahasia umum bahwa pada masa itu, seorang penarik pajak dipandang sebagai orang korup. Karena mereka menarik pajak melebihi jumlah yang ditentukan, dan lebih dari itu hasil kelebihannya dipakai untuk kepentingannya sendiri. Keadaan seperti ini tentu saja memberatkan masyarakat yang wajib menyetor pajak hasil bumi. Tentang hal ini perbaikan yang dibuatnya adalah dengan memberikan pengurangan jumlah hasil bumi dan hukuman bagi mereka yang terlambat menyetorkannya. Mereka yang membayar sebelum tanggal yang ditetapkan akan mendapatkan pengurangan jumlah gandum yang harus disetorkan sebanyak 10 % dari jumlah yang telah ditentukan; bagi mereka yang membayar tepat waktu dikenakan potongan sebesar 5 %; mereka yang terlambat harus menyetorkan 10% lebih banyak dari yang seharusnya; sementara mereka yang menolak untuk membayar pajak, tanahnya akan diambil dan diserahkan pada orang lain untuk diolah. Jika seseorang tidak dapat membayar pajak atau tidak mampu memenuhi jumlah yang ditentukan karena gagal panen (tanaman gandumnya kena hama atau penyakit, ia harus membuat laporan secepatnya dan mengajukan permohonan agar dibebaskan dari pembayaran pajak. Selain itu ia selalu memberikan laporan rutin tentang hasil kerjanya terhadap Mengsun Xizi, serta mendiskusikan beberapa hal penting yang terkait dengan pekerjaannya.
Dengan adanya perbaikan itu, pembayaran pajak berlangsung dengan lebih lancar dan orang merasa tidak terbebani. Hal ini membuat Mengsun Xizi merasa puas dan merasa sangat terbantu. Setahun kemudian Konfusius dipercaya untuk bekerja sebagai pejabat rendahan yang bertanggung jawab atas pertanian dan peternakan. Ketika memegang jabatan tersebut, ia mengatakan bahwa “tanaman harus tumbuh dengan subur dan kambing serta seluruh hewan ternak harus gemuk dan sehat.” Selain itu ia juga menjadikan kedua hal tersebut sebagai perhatian utamanya. Hasilnya pun sungguh mengagumkan, tanaman menghasilkan banyak panenan, sementara seluruh hewan ternak terpelihara dengan baik dan sehat. Hal ini tidak terlepas dari kemampuan Konfusius dalam menata dan mengatur pekerjaannya. Selain itu, ia juga tidak pernah lupa untuk memberikan laporan rutin kepada Mensun Xizi.

Di usianya yang ke-22, Konfusius memutuskan untuk menjadi guru. Tanpa ragu, ia menggunakan tempat tinggalnya sebagai tempat untuk mengajar anak-anak muda yang ingin belajar kebijaksanaan klasik darinya. Ia tidak pernah menolak berapa pun uang yang diberikan oleh para murid sebagai penghargaan atas pengajaran yang diberikannya. Maka tidaklah mengherankan, jika ia memiliki banyak murid yang berasal dari berbagai kalangan. Meskipun demikian, ia tidak sembarangan mengajar. Ia selalu menetapkan standar yang tinggi terhadap setiap muridnya. Selain itu metode yang dipakainya dalam mengajar disesuaikan dengan karakteristik serta kemampuan dasar murid-muridnya. Dari sini dengan jelas terlihat bahwa tujuan pendidikan Konfusius adalah mengembangkan diri dan potensi dari masing-masing muridnya. Konfusius ingin agar para muridnya memiliki kemampuan untuk berpikir sendiri dan tidak sekedar mengikuti pemikiran gurunya. Ia ingin murid-muridnya dapat mengembangkan sendiri apa yang telah diterima dari gurunya. Semakin hari jumlah muridnya semakin bertambah, bahkan hingga mencapai 3000 orang.

Pada 527 SM, ibu Konfusius meninggal dunia. hal ini membawa kesedihan yang sangat mendalam baginya. Ia selalu ingat berkat usaha keras ibunya, ia menjadi seorang yang terpelajar, mengerti tata krama, serta menguasai enam pelajaran pokok. ia merasa sangat berhutang budi padanya, terlebih ibunya telah membesarkannya sendiri sejak ia berusia 3 tahun. Konfusius ingin menguburkan jenazah ibunya satu liang dengan makam ayahnya seturut tradisi leluhurnya yang masih merupakan keluarga bangsawan pada masa Dinasti Shang. Tetapi sayangnya, ia tidak mengetahui di mana ayahnya dimakamkan. Hal ini terjadi karena ayahnya telah meninggal dunia ketika ia berusia 3 tahun dan ibunya belum sempat memberitahukan keberadaan makam ayahnya kepadanya. Karena itu, Konfusius berusaha untuk mencari tahu letak makam ayahnya dengan pergi ke Wufu yang berada di luar kota Qufu, sambil membawa peti mati yang berisi jenasah ibunya. Setelah lama menunggu, akhirnya ada seorang nenek tua yang sedang lewat jalan itu. Tanpa diduga ternyata ia adalah teman lama ibunya. Kemudian ia mengatakan bahwa ayah Konfusius dimakamkan di lereng Gunung Fangshan yang terletak di sebelah timur Qufu. Mendengar hal ini, Konfusius segera berlutut untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya.
Akhirnya tanpa menunggu lama, Konfusius pun membawa jenasah ibunya ke sana. Ia memakamkan ibunya satu liang dengan jenasah ayahnya. Setelah itu ia membuat nisan setinggi 4 kaki di atasnya, serta mengadakan upacara kematian untuk orang tuanya. Konfusius meratapi kematian ibunya selama 3 tahun, sesuai dengan tata krama seorang anak (rule of propriety).

Peristiwa kematian ibunya digunakan Konfusius untuk memberikan beberapa ajaran kepada para muridnya. Ia mengatakan bahwa sebagai seorang anak, kita mempunyai tugas untuk memberikan penghormatan yang dilandasi oleh rasa terima kasih dan cinta yang mendalam kepada orang tua kita, pada saat mereka meninggal dunia.[17] Setelah masa berkabungnya berakhir, Konfusius segera kembali ke Qufu. Di sana ia melanjutkan aktivitasnya sehari-hari dengan mengajar murid-muridnya. Selain itu ia terus melanjutkan studinya tentang karya-karya literatur kuno dan belajar dari sejarah pemerintahan dinasti-dinasti sebelumnya.

Konfusius meyakini bahwa keutamaan itu dekat dengan musik. Dalam pandangannya, musik dapat melunakkan hati yang keras dan dapat digunakan untuk memperbaiki temperamen seseorang. Karena itu ia ingin seluruh puisi-puisi kuno yang telah dikoleksinya dapat dilagukan dan dinyanyikan dengan iringan alat-alat musik. Konfusius dapat memainkan beberapa jenis alat musik tabuh dan tiup seperti tambur dan seruling. Meskipun demikian, ia kurang mahir dalam memainkan alat musik petik. Padahal menurutnya, alat musik petik mampu menghasilkan suara yang lebih baik ketika digunakan untuk mengiringi sebuah lagu dari pada alat musik lainnya. Ketika diberi tahu bahwa di dalam kelompok musik istana Lu terdapat seorang pemain musik bernama Shi Xiangzi yang mampu memainkan alat musik petik dengan sangat baik, ia memutuskan untuk pergi ke tempat Shi Xiangzi untuk belajar. Shi Xiangzi tinggal di negara feodal Jin.

Di bawah bimbingan Shi Xiangzi, ia tidak sekedar belajar untuk bernyanyi dan memainkan alat musik. Gurunya itu juga mengajarkan makna dari setiap irama musik yang dimainkannya. Dengan kecerdasannya, ia mampu menyerap apa yang diajarkan gurunya itu dengan lebih cepat. Karena itu, tidak mengherankan jika Konfusius pun mengalami kemajuan pesat dalam bermusik. Bahkan ia sanggup menebak dengan benar sifat dan pribadi pengarang sebuah lagu hanya dengan mendengarkan irama lagu yang dimainkannya.
Dalam sebuah perjalanan, Konfusius dan murid-muridnya melalui lereng Gunung Tai. Di sana ia tampak olehnya seorang ibu yang sedang menangis di sebuah makam. Melihat hal itu, ia meminta Tse lu untuk menanyakan apa yang membuat ibu tersebut menangis. Kemudian ibu itu menjawab bahwa suami, ayah mertua dan anaknya telah mati karena terbunuh oleh harimau yang ada di gunung itu. Mendengar jawaban ini, tse lu bertanya lagi, mengapa dia tidak pergi dan meninggalkan tempat itu. Pertanyaan ini dijawab perempuan itu dengan mengatakan bahwa di tempat ia tinggal, tidak ada penindasan dan kesewenang-wenangan pemerintah. Mendengar jawaban ini, Konfusius berkata kepada murid-muridnya bahwa pemerintah yang sering menindas rakyatnya dengan kejam itu lebih kejam dari seekor harimau.[21]
Apa yang diajarkan Konfusius kepada para muridnya saat itu menunjukkan bahwa meskipun tidak terlibat secara langsung dalam urusan pemerintahan negara Lu, Konfusius memiliki perhatian yang besar akan situasi yang terjadi di negara tersebut. Perhatian akan situasi yang terjadi di Lu ini membawa pengaruh terhadap pemikiran dan ajaran-ajarannya yang didasarkan pada kebajikan dan keteladanan setiap pribadi sehingga tercipta keharmonian dan keteraturan di dalam masyarakat.[22] Menurutnya, hal ini harus dimulai dari keluarga.

3. Masa Pelayanan Dalam Pemerintahan

Pada 501 SM, Konfusius menjalankan kehidupan public di pemerintahan. Ia diangkat sebagai hakim dan pemimpin di kota Zhong du. Pada waktu itu, Konfusius berusia 50 tahun. Kota tersebut terletak 90 li (sekitar 30 km) dari ibu kota Lu. Zhong du sebenarnya merupakan daerah yang subur, tetapi karena perdana menteri yang tidak kompeten, perseteruan dan intrik politik di antara para pejabat negara, membuat rakyat hidup menderita dan tertekan. Langkah pertama yang dilakukan Konfusius begitu sampai di kantornya adalah mempromosikan pegawai dan pejabat yang jujur dan taat hukum; mereka yang kemampuannya kurang memadai diturunkan dari jabatannya; sedangkan mereka yang menyalahgunakan wewenang dan jabatannya demi kepentingan pribadi dimasukkan ke dalam penjara.

Sebelum menentukan apa yang hendak dilakukan untuk masyarakat Zhongdu, ia terjun ke tengah-tengah masyarakat untuk melihat kehidupan rakyat dan situasi di kota itu secara langsung. Setelah itu ia menetapkan kebijakan yang dirasanya tepat untuk diterapkan di Zhong du untuk memperbaiki keadaan di sana. Dengan segera ia melakukan pembenahan yang perlu di sana, dan hal ini dilakukan melalui pendidikan moral kepada rakyat Zhong du baik dengan kata-kata atau pun tindakan-tindakannya yang pantas untuk diteladani. Karena itu tidaklah mengherankan jika dalam waktu singkat (tiga bulan), dia berhasil mewujudkan pembaharuan kehidupan moral di sana. Pada masa itu, rakyat Zhong du benar-benar memiliki sikap hidup dan pemikiran yang selaras dengan tatanan moral; mereka menghormati orang yang lebih tua, dan memperlakukan yang orang-orang muda dengan penuh cinta dan kebaikan hati.
Atas keberhasilannya memimpin Zhong du, Konfusius dipercaya menjadi menteri pembangunan (the minister of construction) yang bertanggung jawab atas perencanaan tempat peribadatan atau kuil, istana, tata kota ibu kota Lu, pembangunan sarana pengairan dan jembatan. Pada intinya, ia bertanggung jawab atas perencanaan bangunan fisik yang berguna bagi rakyat Lu. Di sela-sela kesibukannya, ia selalu meluangkan waktu untuk mengajar murid-muridnya. Selanjutnya ia diangkat sebagai menteri keadilan yang bertugas menciptakan keamanan Lu. Dengan kebijaksanaan dan integritasnya, ia selalu dapat memecahkan persoalan dan permasalah seputar hukum. Ia juga menjatuhkan hukuman dengan adil dan memberikan hukuman yang sifatnya mendidik sesuai dengan tingkat kesalahan setiap orang yang berbuat jahat. Keberhasilannya ini membuat wewenang dan kekuasaannya meningkat dengan pesat.
Dalam menjalankan administrasi negara, Konfusius memperkuat kedudukan negara dan memperlemah sistem kekeluargaan. Selain itu ia selalu menerapkan ajaran-ajaran klasik yang telah dikuasainya dengan baik dalam menjalankan pemerintahan. Hal ini secara tidak langsung menjadi suatu pendidikan moral bagi setiap rakyat Lu. Akibatnya, setiap orang yang tinggal di sana memiliki loyalitas dan kepercayaan yang tinggi kepada pemerintah dan diri mereka sendiri. Di sana, setiap orang melakukan segala sesuatu sejalan dengan prinsip-prinsip moralitas, sehingga tercapai keteraturan dan keselarasan dalam kehidupan sosial di Lu.

Tetapi hal itu tidak berlangsung lama. Perubahan yang terjadi di Lu terdengar hingga ke luar negeri. Hal ini membuat para pemimpin negara tetangga menjadi iri dan takut. Perasaan tersebut terkait erat dengan kekhawatiran beberapa pimpinan negara tetangga bahwa Lu akan menyerang daerah-daerah di sekitarnya untuk memperluas wilayah dan memperkuat kedudukannya. Kemudian beberapa kepala negara tetangga Lu berunding untuk mencari cara bagaimana mereka dapat memperlemah Lu. Karena itu segera dipilih 80 gadis cantik dan 120 ekor kuda yang terbaik, lalu dikirim ke Lu kepada bangsawan Ding sebagai hadiah. Dengan sembunyi-sembunyi, seorang pejabat Lu bernama Chi Huan menerima semua pemberian itu dan menghantarkannya kepada bangsawan Ding. Selanjutnya, bangsawan Ding menerima pemberian itu dan mulai larut dalam pesta pora dan kesenangan pribadi. Akibatnya banyak urusan negara dan pelayanan kepada rakyat yang terabaikan. Hal ini tentu saja tidak menguntungkan bagi kehidupan bangsa Lu, dan bahkan dapat membuat negara Lu menjadi lemah.

Melihat hal ini, Tze Lu meminta Konfusius untuk segera meninggalkan Lu. Tetapi Konfusius menolaknya dan lebih memilih untuk menunggu hingga datangnya penyelenggaraan upacara persembahan kurban kepada dewa Langit pada musim semi berikutnya. Dengan ini Konfusius bermaksud untuk memberi kesempatan kepada bangsawan Ding untuk kembali kepada prinsip-prinsip moral seperti semula. Akan tetapi, ketika ia melihat bahwa upacara persembahan kurban dilaksanakan secara asal-asalan dan tanpa keantusiasan, ia merasa sangat kecewa. Karena itu dengan berat hati, Konfusius pun akhirnya pergi meninggalkan Lu. Peristiwa itu sekaligus menandai dimulainya masa pengembaraan selama 13 tahun yang harus dijalani oleh Konfusius dan beberapa muridnya.

4. Masa pengembaraan (496 – 483 SM)

Setelah meninggalkan Lu, Konfusius pergi ke Wei, sebuah negara kecil yang terletak di sebelah barat Lu. Meskipun hanya sebuah negara kecil namun, ibu kotanya selalu ramai dikunjungi orang. Hal ini menunjukkan bahwa negara tersebut merupakan negara yang makmur. Selama dalam perjalanan ke negara Wei, Konfusius melewati rumah yang pernah ditempatinya dulu. Ketika itu, tuan rumah sedang melangsungkan upacara kematian. Melihat hal ini, ia meminta Tze-kung untuk mengeluarkan salah satu kuda dari keretanya dan memberikannya sebagai sumbangan duka cita.

Ketika sampai di ibu kota Wei, Konfusius telah berusia 56 tahun. Selama di sana, ia dan para murid yang menyertai perjalanannya tinggal di rumah seorang pejabat yang bersih bernama Yen Chau-yu. Di situ ia tinggal selama 10 bulan. Selama itu, ia terus mengajar murid-muridnya dengan berbagai macam ajaran klasik dan memperdalam pengetahuan mereka akan ritual persembahan dan maknanya. Selain itu, ia juga selalu mencari kesempatan untuk mengajarkan prinsip-prinsip moralitas kepada para pemimpin Wei. Reputasi dan kapasitasnya sebagai seorang cendekiawan membuatnya selalu diterima oleh semua kalangan termasuk kalangan istana. Ia juga sering kali dimintai nasehat yang berguna untuk menyelesaikan suatu masalah. Meskipun demikian, akhirnya ia meninggalkan Wei. Hal ini terjadi karena merasa bahwa para pejabat Wei memang memperlakukannya dengan sangat baik, tetapi mereka tidak mau menerima dan menjalankan ajarannya. Selanjutnya ia memutuskan untuk pergi ke daerah Chan yang terletak di sebelah selatan Wei.

Setelah melewati negara Tsao, sampailah mereka di perbatasan Song. Mereka berniat untuk singgah beberapa waktu lamanya sebelum melanjutkan perjalanan ke Chan. Tetapi ketika sedang mengajarkan praktek ritual persembahan kurban kepada murid-muridnya, seorang pejabat Song bernama Sima Huandui, melihat dan mengenalinya. Kemudian ia mengirim orang untuk menangkap dan membunuhnya. Hal ini dilakukannya karena ia berpandangan bahwa ajaran yang dibawa Konfusius akan dapat membahayakan posisi atau kedudukan para pejabat Song. Mendengar hal ini, para muridnya segera memberi peringatan kepadanya. Meskipun demikian Konfusius masih tetap meneruskan pengajarannya. Tentang hal ini ia berkata, “Jika Langit telah memberikan nilai-nilai kebajikannya kepadaku apa yang dapat dilakukan Sima Huandui kepadaku?” Setelah menyelesaikan pengajarannya, ia dan para muridnya pun segera melarikan diri ke Chan.
Pada 494 SM, Chan mendapat serangan dari Wu. Mendengar hal ini Konfusius memutuskan untuk kembali ke Wei. Di sana ia diterima dengan baik oleh bangsawan Ling. Bahkan ia diperlakukan dengan penuh rasa hormat. Meskipun demikian, bangsawan tersebut tetap saja tidak mau memberi perhatian pada apa yang diajarkannya. Melihat hal ini, Konfusius berkata kepada para muridnya, “Jika ada penguasa yang mau mempekerjakan aku selama 12 bulan, aku pasti akan menerimanya dan melakukan perbaikan yang perlu di negara itu. Dalam waktu tiga tahun, aku yakin kehidupan di negara itu akan menjadi lebih baik dan teratur.” Selama di Wei, Konfusius menerima banyak undangan dari para pejabat di sana, seperti Kung-shan, Fu-zao, dan Pi-shi tetapi tak satu pun undangan itu diterimanya. Pada tahun yang sama, Bangsawan Ding – pemimpin – dan Chi Huan – pejabat penting yang berasal dari keluarga Chi yang sangat berpengaruh di Lu – meninggal dunia. Sebelum ia meninggal, bangsawan Ding menyesali apa yang pernah dilakukannya dulu terhadap Konfusius. Pada waktu itu, ia tidak mendengarkan nasehat Konfusius sehingga terjebak pada perangkap yang dibuat oleh para pemimpin negara-negara yang iri terhadap kemajuan di Lu. Kemudian, ia meminta putranya yang bernama Chi K’ang untuk memanggil Konfusius agar kembali bekerja padanya. Selanjutnya Chi K’ang segera memanggil Yen Chiu dan mengutusnya ke Chan untuk menemui Konfusius. Dengan sangat antusias, Konfusius menerima tawaran itu dan segera kembali ke Lu.

Pada 490 SM, Konfusis pergi ke Tsai. Selama dalam perjalanan, mereka kehabisan perbekalan. Para muridnya mulai mengeluh dan berkata, “Haruskah manusia utama harus mengalami nasib seperti ini?” mendengar hal ini, Konfusius menjawab, “Manusia utama (Chun Tzu) harus bisa menahan keinginannya, tetapi orang yang berguna (shen ren) ketika ia mengingankan sesuatu ia tidak menutup jalan untuk mencapai keinginannya itu.”

Pada 527 SM, ibu Konfusius meninggal dunia. hal ini membawa kesedihan yang
sangat mendalam baginya. Ia selalu ingat berkat usaha keras ibunya, ia menjadi seorang yang terpelajar, mengerti tata krama, serta menguasai enam pelajaran pokok. ia merasa sangat berhutang budi padanya, terlebih ibunya telah membesarkannya sendiri sejak ia berusia 3 tahun. Konfusius ingin menguburkan jenazah ibunya satu liang dengan makam ayahnya seturut tradisi leluhurnya yang masih merupakan keluarga bangsawan pada masa Dinasti Shang. Tetapi sayangnya, ia tidak mengetahui di mana ayahnya dimakamkan. Hal ini terjadi karena ayahnya telah meninggal dunia ketika ia berusia 3 tahun dan ibunya belum sempat memberitahukan keberadaan makam ayahnya kepadanya. Karena itu, Konfusius berusaha untuk mencari tahu letak makam ayahnya dengan pergi ke Wufu yang berada di luar kota Qufu, sambil membawa peti mati yang berisi jenasah ibunya. Setelah lama menunggu, akhirnya ada seorang nenek tua yang sedang lewat jalan itu. Tanpa diduga ternyata ia adalah teman lama ibunya. Kemudian ia mengatakan bahwa ayah Konfusius dimakamkan di lereng Gunung Fangshan yang terletak di sebelah timur Qufu. Mendengar hal ini, Konfusius segera berlutut untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya.
Akhirnya tanpa menunggu lama, Konfusius pun membawa jenasah ibunya ke sana. Ia memakamkan ibunya satu liang dengan jenasah ayahnya. Setelah itu ia membuat nisan setinggi 4 kaki di atasnya, serta mengadakan upacara kematian untuk orang tuanya. Konfusius meratapi kematian ibunya selama 3 tahun, sesuai dengan tata krama seorang anak (rule of propriety).

Peristiwa kematian ibunya digunakan Konfusius untuk memberikan beberapa ajaran kepada para muridnya. Ia mengatakan bahwa sebagai seorang anak, kita mempunyai tugas untuk memberikan penghormatan yang dilandasi oleh rasa terima kasih dan cinta yang mendalam kepada orang tua kita, pada saat mereka meninggal dunia. Setelah masa berkabungnya berakhir, Konfusius segera kembali ke Qufu. Di sana ia melanjutkan aktivitasnya sehari-hari dengan mengajar murid-muridnya. Selain itu ia terus melanjutkan studinya tentang karya-karya literatur kuno dan belajar dari sejarah pemerintahan dinasti-dinasti sebelumnya.

Konfusius meyakini bahwa keutamaan itu dekat dengan musik. Dalam pandangannya, musik dapat melunakkan hati yang keras dan dapat digunakan untuk memperbaiki temperamen seseorang. Karena itu ia ingin seluruh puisi-puisi kuno yang telah dikoleksinya dapat dilagukan dan dinyanyikan dengan iringan alat-alat musik. Konfusius dapat memainkan beberapa jenis alat musik tabuh dan tiup seperti tambur dan seruling. Meskipun demikian, ia kurang mahir dalam memainkan alat musik petik. Padahal menurutnya, alat musik petik mampu menghasilkan suara yang lebih baik ketika digunakan untuk mengiringi sebuah lagu dari pada alat musik lainnya. Ketika diberi tahu bahwa di dalam kelompok musik istana Lu terdapat seorang pemain musik bernama Shi Xiangzi yang mampu memainkan alat musik petik dengan sangat baik, ia memutuskan untuk pergi ke tempat Shi Xiangzi untuk belajar. Shi Xiangzi tinggal di negara feodal Jin.

Di bawah bimbingan Shi Xiangzi, ia tidak sekedar belajar untuk bernyanyi dan memainkan alat musik. Gurunya itu juga mengajarkan makna dari setiap irama musik yang dimainkannya. Dengan kecerdasannya, ia mampu menyerap apa yang diajarkan gurunya itu dengan lebih cepat. Karena itu, tidak mengherankan jika Konfusius pun mengalami kemajuan pesat dalam bermusik. Bahkan ia sanggup menebak dengan benar sifat dan pribadi pengarang sebuah lagu hanya dengan mendengarkan irama lagu yang dimainkannya.
Dalam sebuah perjalanan, Konfusius dan murid-muridnya melalui lereng Gunung Tai. Di sana ia tampak olehnya seorang ibu yang sedang menangis di sebuah makam. Melihat hal itu, ia meminta Tse lu untuk menanyakan apa yang membuat ibu tersebut menangis. Kemudian ibu itu menjawab bahwa suami, ayah mertua dan anaknya telah mati karena terbunuh oleh harimau yang ada di gunung itu. Mendengar jawaban ini, tse lu bertanya lagi, mengapa dia tidak pergi dan meninggalkan tempat itu. Pertanyaan ini dijawab perempuan itu dengan mengatakan bahwa di tempat ia tinggal, tidak ada penindasan dan kesewenang-wenangan pemerintah. Mendengar jawaban ini, Konfusius berkata kepada murid-muridnya bahwa pemerintah yang sering menindas rakyatnya dengan kejam itu lebih kejam dari seekor harimau.

Apa yang diajarkan Konfusius kepada para muridnya saat itu menunjukkan bahwa meskipun tidak terlibat secara langsung dalam urusan pemerintahan negara Lu, Konfusius memiliki perhatian yang besar akan situasi yang terjadi di negara tersebut. Perhatian akan situasi yang terjadi di Lu ini membawa pengaruh terhadap pemikiran dan ajaran-ajarannya yang didasarkan pada kebajikan dan keteladanan setiap pribadi sehingga tercipta keharmonian dan keteraturan di dalam masyarakat.[44] Menurutnya, hal ini harus dimulai dari keluarga.

3. Masa Pelayanan Dalam Pemerintahan

Pada 501 SM, Konfusius menjalankan kehidupan public di pemerintahan. Ia diangkat sebagai hakim dan pemimpin di kota Zhong du. Pada waktu itu, Konfusius berusia 50 tahun. Kota tersebut terletak 90 li (sekitar 45 km) dari ibu kota Lu. Zhong du sebenarnya merupakan daerah yang subur, tetapi karena perdana menteri yang tidak kompeten, perseteruan dan intrik politik di antara para pejabat negara, membuat rakyat hidup menderita dan tertekan. Langkah pertama yang dilakukan Konfusius begitu sampai di kantornya adalah mempromosikan pegawai dan pejabat yang jujur dan taat hukum; mereka yang kemampuannya kurang memadai diturunkan dari jabatannya; sedangkan mereka yang menyalahgunakan wewenang dan jabatannya demi kepentingan pribadi dimasukkan ke dalam penjara.

Sebelum menentukan apa yang hendak dilakukan untuk masyarakat Zhongdu, ia terjun ke tengah-tengah masyarakat untuk melihat kehidupan rakyat dan situasi di kota itu secara langsung. Setelah itu ia menetapkan kebijakan yang dirasanya tepat untuk diterapkan di Zhong du untuk memperbaiki keadaan di sana. Dengan segera ia melakukan pembenahan yang perlu di sana, dan hal ini dilakukan melalui pendidikan moral kepada rakyat Zhong du baik dengan kata-kata atau pun tindakan-tindakannya yang pantas untuk diteladani. Karena itu tidaklah mengherankan jika dalam waktu singkat (tiga bulan), dia berhasil mewujudkan pembaharuan kehidupan moral di sana. Pada masa itu, rakyat Zhong du benar-benar memiliki sikap hidup dan pemikiran yang selaras dengan tatanan moral; mereka menghormati orang yang lebih tua, dan memperlakukan yang orang-orang muda dengan penuh cinta dan kebaikan hati.
Atas keberhasilannya memimpin Zhong du, Konfusius dipercaya menjadi menteri pembangunan (the minister of construction) yang bertanggung jawab atas perencanaan tempat peribadatan atau kuil, istana, tata kota ibu kota Lu, pembangunan sarana pengairan dan jembatan. Pada intinya, ia bertanggung jawab atas perencanaan bangunan fisik yang berguna bagi rakyat Lu. Di sela-sela kesibukannya, ia selalu meluangkan waktu untuk mengajar murid-muridnya. Selanjutnya ia diangkat sebagai menteri keadilan yang bertugas menciptakan keamanan Lu. Dengan kebijaksanaan dan integritasnya, ia selalu dapat memecahkan persoalan dan permasalah seputar hukum. Ia juga menjatuhkan hukuman dengan adil dan memberikan hukuman yang sifatnya mendidik sesuai dengan tingkat kesalahan setiap orang yang berbuat jahat. Keberhasilannya ini membuat wewenang dan kekuasaannya meningkat dengan pesat.

Dalam menjalankan administrasi negara, Konfusius memperkuat kedudukan negara dan memperlemah sistem kekeluargaan. Selain itu ia selalu menerapkan ajaran-ajaran klasik yang telah dikuasainya dengan baik dalam menjalankan pemerintahan. Hal ini secara tidak langsung menjadi suatu pendidikan moral bagi setiap rakyat Lu. Akibatnya, setiap orang yang tinggal di sana memiliki loyalitas dan kepercayaan yang tinggi kepada pemerintah dan diri mereka sendiri. setiap orang melakukan segala sesuatu sejalan dengan prinsip-prinsip moralitas, sehingga dalam kehidupan setiap rakyat Lu terwujud kesejahteraan, kebahagiaan dan keselarasan satu sama lain.

Tetapi hal itu tidak berlangsung lama. Perubahan yang terjadi di Lu terdengar hingga ke luar negeri. Hal ini membuat para pemimpin negara tetangga menjadi iri dan takut. Perasaan tersebut terkait erat dengan kekhawatiran beberapa pimpinan negara tetangga bahwa Lu akan menyerang daerah-daerah di sekitarnya untuk memperluas wilayah dan memperkuat kedudukannya. Kemudian beberapa kepala negara tetangga Lu berunding untuk mencari cara bagaimana mereka dapat memperlemah Lu. Karena itu segera dipilih 80 gadis cantik dan 120 ekor kuda yang terbaik, lalu dikirim ke Lu kepada bangsawan Ding sebagai hadiah. Dengan sembunyi-sembunyi, seorang pejabat Lu bernama Chi Huan menerima semua pemberian itu dan menghantarkannya kepada bangsawan Ding. Selanjutnya, bangsawan Ding menerima pemberian itu dan mulai larut dalam pesta pora dan kesenangan pribadi. Akibatnya banyak urusan negara dan pelayanan kepada rakyat yang terabaikan. Hal ini tentu saja tidak menguntungkan bagi kehidupan bangsa Lu, dan bahkan dapat membuat negara Lu menjadi lemah.

Melihat hal ini, Tze Lu meminta Konfusius untuk segera meninggalkan Lu. Tetapi Konfusius menolaknya dan lebih memilih untuk menunggu hingga datangnya penyelenggaraan upacara persembahan kurban kepada dewa Langit pada musim semi berikutnya. Dengan ini Konfusius bermaksud untuk memberi kesempatan kepada bangsawan Ding untuk kembali kepada prinsip-prinsip moral seperti semula. Akan tetapi, ketika ia melihat bahwa upacara persembahan kurban dilaksanakan secara asal-asalan dan tanpa keantusiasan, ia merasa sangat kecewa. Karena itu dengan berat hati, Konfusius pun akhirnya pergi meninggalkan Lu. Peristiwa itu sekaligus menandai dimulainya masa pengembaraan selama 13 tahun yang harus dijalani oleh Konfusius dan beberapa muridnya.

4. Masa pengembaraan (496 – 483 SM)
Setelah meninggalkan Lu, Konfusius pergi ke Wei, sebuah negara kecil yang terletak di sebelah barat Lu. Meskipun hanya sebuah negara kecil namun, ibu kotanya selalu ramai dikunjungi orang. Hal ini menunjukkan bahwa negara tersebut merupakan negara yang makmur. Selama dalam perjalanan ke negara Wei, Konfusius melewati rumah yang pernah ditempatinya dulu. Ketika itu, tuan rumah sedang melangsungkan upacara kematian. Melihat hal ini, ia meminta Tze-kung untuk mengeluarkan salah satu kuda dari keretanya dan memberikannya sebagai sumbangan duka cita.

Ketika sampai di ibu kota Wei, Konfusius telah berusia 56 tahun. Selama di sana, ia dan para murid yang menyertai perjalanannya tinggal di rumah seorang pejabat yang bersih bernama Yen Chau-yu. Di situ ia tinggal selama 10 bulan. Selama itu, ia terus mengajar murid-muridnya dengan berbagai macam ajaran klasik dan memperdalam pengetahuan mereka akan ritual persembahan dan maknanya. Selain itu, ia juga selalu mencari kesempatan untuk mengajarkan prinsip-prinsip moralitas kepada para pemimpin Wei. Reputasi dan kapasitasnya sebagai seorang cendekiawan membuatnya selalu diterima oleh semua kalangan termasuk kalangan istana. Ia juga sering kali dimintai nasehat yang berguna untuk menyelesaikan suatu masalah. Meskipun demikian, akhirnya ia meninggalkan Wei. Hal ini terjadi karena merasa bahwa para pejabat Wei memang memperlakukannya dengan sangat baik, tetapi mereka tidak mau menerima dan menjalankan ajarannya. Selanjutnya ia memutuskan untuk pergi ke daerah Chan yang terletak di sebelah selatan Wei.

Setelah melewati negara Tsao, sampailah mereka di perbatasan Song. Mereka berniat untuk singgah beberapa waktu lamanya sebelum melanjutkan perjalanan ke Chan. Tetapi ketika sedang mengajarkan praktek ritual persembahan kurban kepada murid-muridnya, seorang pejabat Song bernama Sima Huandui, melihat dan mengenalinya. Kemudian ia mengirim orang untuk menangkap dan membunuhnya. Hal ini dilakukannya karena ia berpandangan bahwa ajaran yang dibawa Konfusius akan dapat membahayakan posisi atau kedudukan para pejabat Song. Mendengar hal ini, para muridnya segera memberi peringatan kepadanya. Meskipun demikian Konfusius masih tetap meneruskan pengajarannya. Tentang hal ini ia berkata, “Jika Langit telah memberikan nilai-nilai kebajikannya kepadaku apa yang dapat dilakukan Sima Huandui kepadaku?” Setelah menyelesaikan pengajarannya, ia dan para muridnya pun segera melarikan diri ke Chan.
Pada 494 SM, Chan mendapat serangan dari Wu. Mendengar hal ini Konfusius memutuskan untuk kembali ke Wei. Di sana ia diterima dengan baik oleh bangsawan Ling. Bahkan ia diperlakukan dengan penuh rasa hormat. Meskipun demikian, bangsawan tersebut tetap saja tidak mau memberi perhatian pada apa yang diajarkannya. Melihat hal ini, Konfusius berkata kepada para muridnya, “Jika ada penguasa yang mau mempekerjakan aku selama 12 bulan, aku pasti akan menerimanya dan melakukan perbaikan yang perlu di negara itu. Dalam waktu tiga tahun, aku yakin kehidupan di negara itu akan menjadi lebih baik dan teratur.” Selama di Wei, Konfusius menerima banyak undangan dari para pejabat di sana, seperti Kung-shan, Fu-zao, dan Pi-shi tetapi tak satu pun undangan itu diterimanya. Pada tahun yang sama, Bangsawan Ding – pemimpin – dan Chi Huan – pejabat penting yang berasal dari keluarga Chi yang sangat berpengaruh di Lu – meninggal dunia. Sebelum ia meninggal, bangsawan Ding menyesali apa yang pernah dilakukannya dulu terhadap Konfusius. Pada waktu itu, ia tidak mendengarkan nasehat Konfusius sehingga terjebak pada perangkap yang dibuat oleh para pemimpin negara-negara yang iri terhadap kemajuan di Lu. Kemudian, ia meminta putranya yang bernama Chi K’ang untuk memanggil Konfusius agar kembali bekerja padanya. Selanjutnya Chi K’ang segera memanggil Yen Chiu dan mengutusnya ke Chan untuk menemui Konfusius. Dengan sangat antusias, Konfusius menerima tawaran itu dan segera kembali ke Lu.

Pada 490 SM, Konfusis pergi ke Tsai. Selama dalam perjalanan, mereka kehabisan perbekalan. Para muridnya mulai mengeluh dan berkata, “Haruskah manusia utama harus mengalami nasib seperti ini?” mendengar hal ini, Konfusius menjawab, “Manusia utama (Chun Tzu) harus bisa menahan keinginannya, tetapi orang yang berguna (shen ren) ketika ia mengingankan sesuatu ia tidak menutup jalan untuk mencapai keinginannya itu.” Di sini, pencapaian keinginan itu selalu dilakukan dalam ruang interaksi sosial, dan dinyatakan dalam bentuk usaha untuk memberikan sesuatu yang berguna bagi masyarakatnya, terlebih pelayanan dalam pemerintahan. Hal ini terjadi karena pelayanan dalam pemerintahan dipandang sebagai sebuah kesempatan untuk ‘mendidik’ sebanyak mungkin orang agar mereka menjadi manusia utama, melalui kebijakan yang dibuatnya, pesan atau ajaran moral dan terutama melalui sikap hidupnya yang pantas untuk diteladani. Konfusius dan para muridnya menderita kelaparan tujuh hari lamanya. Meskipun demikian, Konfusius tetap terlihat tenang dan gembira menghadapi kesulitan itu. Mereka tinggal di wilayah Tsai sampai 489 SM.

5. Masa Tua: Pengkompilasian Kitab-kitab Kuno dan kematiannya (482-479 SM)
Pada masa ini, Konfusius telah berusia 69 tahun. Di usianya itu, ia telah mampu melakukan apa yang diinginkannya tanpa melanggar prinsip-prinsip moral. Banyak orang dari segala kalangan selalu menerima dan memperlakukannya dengan sangat baik, tetapi hanya sedikit orang saja yang mau menerima dan melakukan ajarannya. Bangsawan Ai dan Chi Kang selalu menyambut kedatangannya dengan tangan terbuka, tetapi mereka tidak pernah mau mendengarkan apa lagi menjalankan nasehat-nasehatnya. Hal ini membuatnya sangat sedih dan tidak mau lagi terlibat dalam urusan negara, dan lebih memilih untuk menyelesaikan peredaksian karya-karya literatur klasik.
Szema-chien menyatakan bahwa Konfusius menulis pendahuluan buku Su-Ching; memperdalam dan memperluas makna ritual dengan nilai-nilai kebijaksanaan manusia utama dan raja-raja yang berasal dari generasi sebelumnya; mengumpulkan dan meredaksi puisi-puisi kuno, serta melakukan pembaruan musik-musik yang dijadikan pengiring upacara ritual. Selain itu, ia juga mencurahkan perhatiannya untuk mempelajari kitab Yi-Ching. Tentang hal ini ia berkata, “jika umurku dapat bertambah beberapa tahun saja, aku akan memberikan waktuku selama 50 tahun untuk mempelajari kitab Yi-Ching, sehingga di kemudian hari, aku akan datang kembali tanpa ada kesalahan besar yang aku perbuat.”

Di akhir hidupnya, Konfusius menulis buku tentang peristiwa-peristiwa sejarah yang terjadi di masa Ch’un Ch’iu (musim semi dan musim gugur). Di dalam bukunya tersebut dengan berani ia mengkritik kebijakan para pemimpin Lu dan menampilkan segala peristiwa yang terjadi di Lu secara apa adanya.[63] Pada 479 SM, Tze Lu, salah seorang murid kesayangan Konfusius meninggal dunia. Ada sebuah lukisan yang menggambarkan bagaimana Tze Lu meninggal dunia. Di situ, seorang murid Konfusius bernama Min digambarkan sebagai orang baik. Tze Lu ditampilkan sebagai seorang yang begitu tegas dan tangkas; Yen Yu dan Tze Kung tampak sebagai seorang yang lepas bebas dan memiliki jalan yang lurus. Melihat hal ini, Konfusius terlihat senang. Meskipun demikian, suatu ketika ia mengatakan bahwa Yu – nama panggilan Tze Lu – tidak akan meninggal dengan cara yang biasa. Dulu, pada saat kembali ke Lu, Konfusius meninggalkan Tze Lu dan Tze Kao di Wei untuk bekerja di dalam pemerintahan di sana. Suatu ketika datang berita dari Wei bahwa di sana sedang terjadi kekacauan. Melihat hal ini, Tze Kao segera memikirkan rencana untuk menyelamatkan diri, tetapi Tze Lu lebih ingin mendampingi atasannya yang telah memperlakukannya dengan sangat baik. Akibatnya ia ikut terbunuh dalam kekacauan di Wei tersebut.

Konfusius memimpin upacara kematian salah satu murid terbaik yang pernah dimilikinya tersebut. Menurut peraturan Hsia, jenazah haruslah diberikan pakaian yang terbaik; peti mati mesti dihadapkan ke timur; dan orang yang telah meninggal dunia ini harus tetap diperlakukan dengan hormat layaknya orang yang masih hidup. Sementara itu dalam peraturan Shang, disebutkan bahwa upacara haruslah diadakan di antara dua tiang rumah, dan orang yang telah meninggal dunia itu hendaknya diperlakukan sebagai seorang tamu sekaligus tuan rumah.

Pada 497 SM, akhirnya Konfusius pun meninggal dunia. Meskipun demikian, apa yang telah dicapai selama hidupnya dan segala sesuatu yang dihayatinya mampu membuat kematiannya menjadi begitu bermakna. Selain itu, proses pendidikan dan pengajaran yang telah dilakukannya sejak lama, tampaknya menjadi semacam pesemaian ajaran-ajarannya. Melalui pemikiran dan penafsiran murid-muridnya itu pula, ajaran-ajaran Konfusius akan terus disampaikan pada ‘murid-murid’ yang baru dari generasi yang berbeda hingga akhir masa.

Biografi Henrry Dunant - Pendiri PMI

Jean Henri Dunant (1828-1910) adalah seorang warga negara Swiss yang dikenal sebagai Bapak Palang Merah Dunia adalah pemuda yang menyaksikan perang mengerikan antara pasukan Prancis dan Italia melawan pasukan Austria di Solferino, Italia Utara pada tanggal 24 Juni 1859. adalah seorang pengusaha Swiss dan aktivis sosial. Selama perjalanan bisnis pada tahun 1859, ia menjadi saksi dari Pertempuran di Solferino di Italia. Dia mencatat kenangan dan pengalamannya dalam buku “A Memory of Solferino” yang mengilhami terbentuknya Komite Internasional Palang Merah (ICRC) pada tahun 1863. Konvensi Jenewa 1864 yang didasarkan pada gagasan Dunant; pada tahun 1901, dia menerima Nobel Peace Prize pertama bersama-sama dengan Frédéric Passy.


Dunant dilahirkan di Jenewa, Swiss sebagai anak pertama dari pengusaha Jean-Jacques Dunant dan istrinya Antoinette Dunant-Colladon. Keluarganya sangat tulus ikhlas Calvinist dan memiliki pengaruh signifikan di masyarakat Jenewa . Orang tuanya sangat menekankan nilai sosial, dan ayahnya juga aktif membantu anak yatim dan parolees, sedangkan ibunya bekerja dengan orang sakit dan miskin. Dunant tumbuh pada periode agama terbangunnya dikenal sebagai Réveil, dan pada usia delapan belas tahun ia bergabung dengan Masyarakat Jenewa untuk memberikan zakat. Pada tahun berikutnya, bersama dengan teman-temannya, ia mendirikan apa yang disebut “Kamis Asosiasi”, yang lepas dari band muda laki-laki yang bertemu untuk belajar Alkitab dan membantu masyarakat miskin, dan ia menghabiskan banyak waktunya untuk orang yang terlibat dalam penjara dan kunjungan pekerjaan sosial.

Pada tanggal 30 November 1852, ia mendirikan Jenewa bab dari YMCA dan tiga tahun kemudian ia ikut ambil bagian dalam pertemuan Paris yang dikhususkan kepada pembinaan organisasi internasional.Pada tahun 1849, pada usia 21, Dunant dipaksa meninggalkan College Calvin karena nilai yang buruk, dan ia memulai magang pada perusahaan Pertukaran Uang Lullin et Sautter.Setelah berhasil , ia menetap sebagai karyawan bank.

Aljazair

Henri Dunant, sekitar tahun 1860.Dalam 1853, Dunant mengunjungi Aljazair, Tunisia, dan Sicily, bertugas pada sebuah perusahaan yang dikhususkan untuk “koloni dari Setif” (Compagnie genevoise des koloni de Setif). Walaupun sedikit pengalaman, ia berhasil menyelesaikan tugas. Terinspirasi oleh perjalanan itu, dia, menulis buku pertama dengan judul An Account Kabupaten di Tunisia (Notice sur la Régence dari Tunisia), yang diterbitkan pada tahun 1858. Pada tahun 1856, ia membuat usaha untuk beroperasi di luar negeri koloni, dan, setelah diberikan lahan konsesi yang diduduki oleh Perancis-Aljazair, jagung yang tumbuh terus-menerus dan perdagangan perusahaan disebut Keuangan dan Industri Perusahaan dari Mons-Djémila Mills (Société financière et des industrielle Moulins des-Mons Djémila).

Namun, hak-hak tanah dan air yang tidak jelas ditetapkan, dan otoritas kolonial tidak khususnya koperasi. Akibatnya, Dunant memutuskan untuk naik banding langsung ke Perancis emperor Napoleon III, yang dengan tentara di Lombardy pada saat itu. Perancis telah berjuang di samping Piedmont-Sardinia melawan Austria, yang telah menduduki banyak sekarang Italia. Dunant menulis buku nyanjung penuh dengan pujian untuk Napoleon III dengan maksud untuk hadir ke maharaja, kemudian perjalanan ke Solferino untuk bertemu dengan dia secara pribadi.

Dunant tiba di Solferino pada malam 24 Juni 1859, pada hari yang sama sebuah peperangan antara kedua belah pihak telah terjadi di dekatnya.Tiga puluh delapan ribu luka, mati dan mati, masih di medan perang, dan ternyata ada sedikit akan berusaha untuk memberikan perawatan. Shocked, Dunant dirinya mengambil inisiatif untuk mengatur penduduk sipil, terutama perempuan dan anak perempuan, untuk memberikan bantuan kepada prajurit yang terluka dan sakit. Mereka kekurangan bahan dan pasokan mencukupi, dan Dunant sendiri disusun pembelian bahan-bahan yang diperlukan dan membantu mendirikan rumah sakit sementara. Dia yakin penduduk untuk melayani luka tanpa mempedulikan sisi mereka dalam konflik per slogan “Tutti fratelli” (All are brothers) coined oleh wanita yang dekat kota Castiglione delle Stiviere.

Dia juga berhasil memperoleh rilis Austria dokter diambil oleh Perancis.Setelah kembali ke Jenewa pada awal Juli, Dunant memutuskan untuk menulis buku tentang pengalaman dia, dia yang berjudul Un Souvenir de Solferino (A Memory of Solferino). Ia telah diterbitkan di dalam edisi 1862 dari 1.600 eksemplar dan telah dicetak di Dunant sendiri biaya.Di dalam buku, ia menggambarkan peperangan, dan biaya, dan setelah itu keadaan kacau-balau. Dia juga mengembangkan gagasan bahwa di masa depan organisasi yang netral harus ada untuk memberikan perawatan kepada prajurit luka.Dia didistribusikan ke buku terkemuka banyak tokoh politik dan militer di Eropa. Dunant juga mulai perjalanan melalui Eropa untuk mempromosikan ide-ide nya.Bukunya yang sangat positif yang diterima, dan Presiden dari Masyarakat Jenewa untuk Kesejahteraan Masyarakat, yuris Gustave Moynier, menjadikan buku dan saran topik di 9 Februari 1863 pertemuan organisasi.

Mereka membuat lima orang Komite untuk mencari kemungkinan mereka pelaksanaan dan Dunant dibuat salah satu anggota. Yang lain adalah Moynier, di Swiss tentara umum Henri Dufour, dan dokter Louis Appia dan Theodore Maunoir. Pertemuan pertama mereka pada 17 Februari 1863 kini dianggap didirikan pada tanggal Komite Internasional Palang Merah. Dari awal, Moynier dan Dunant telah meningkatkan konflik dan perbedaan pendapat tentang masing-masing visi dan rencana.Moynier menganggap gagasan Dunant untuk mendirikan netralitas untuk perlindungan dan perawatan implausible selular Dunant disarankan untuk tidak bersikeras pada konsep ini.

Namun, Dunant terus melakukan advokasi di posisi ini perjalanan dan percakapan dengan peringkat tinggi-tokoh politik dan militer. Ini intensif pribadi konflik antara Moynier, yang mengambil pendekatan yang lebih pragmatis terhadap proyek, dan Dunant yang merupakan visi idealis di antara lima, dan dipimpin oleh Moynier ke upaya untuk menyerang Dunant dan tawaran untuk kepemimpinan.
Pada bulan Oktober 1863, 14 negara ikut ambil bagian dalam pertemuan di Jenewa yang disusun oleh komite untuk membahas peningkatan perawatan untuk luka prajurit. Dunant sendiri, tetapi, hanya karena protokol pemimpin Moynier dari upaya untuk mengurangi peranannya. Setahun kemudian, seorang diplomat konferensi diselenggarakan oleh Swiss Parlemen dipimpin dengan penandatanganan pertama Konvensi Jenewa oleh 12 negara.

Di antara beberapa penghargaan lainnya di tahun-tahun berikutnya, pada 1903 Dunant diberikan sebuah kehormatan doktor oleh fakultas medis dari University of Heidelberg. Dia tinggal di rumah sakit swasta di Heiden sampai akhir kematiannya. Pada tahun terakhir hidupnya, ia menderita depresi dan paranoid tentang pengejaran oleh para kreditur dan Moynier. Bahkan ada hari ketika Dunant bersikeras bahwa memasak di rumah sakit swasta pertama rasa makanan itu sebelum dia minta untuk melindungi terhadap kemungkinan keracunan. Meskipun ia terus menganut Kristen kepercayaan, di akhir tahun dia spurned dan menyerang Calvinism dan terorganisir agama secara umum. Menurut perawat, yang bertindak akhir hidupnya adalah untuk mengirimkan salinan dari buku Müller ke italian queen dengan dedikasi pribadi. Dia meninggal pada tanggal 30 Oktober 1910, ia outliving oleh nemesis Moynier hanya dua bulan. Meskipun selamat dari ICRC pada penganugerahan dari hadiah Nobel, dua saingan tidak pernah mencapai rekonsiliasi. Menurut keinginan, dia dikuburkan tanpa upacara di Sihlfeld Cemetery di Zürich.Menurut dia akan, ia menyumbangkan dana untuk yang aman “bebas tidur” Heiden di rumah sakit swasta yang akan selalu tersedia untuk warga miskin di wilayah dan deeded uang ke teman-teman dan organisasi sosial di Norwegia dan Swiss. Sisa dana itu kepada kreditur sebagian relieving his hutang; nya ketidakmampuan untuk menghapus hutang itu adalah beban besar untuk dia sampai kematiannya. Bekas rumah sakit swasta di rumah-rumah yang sekarang Heiden Henry Dunant Museum.

Referensi :

- http://id.wikipedia.org/wiki/Henry_Dunant

- http://pmraic2.wordpress.com/2009/08/17/henry-dunant/

Biografi Steve Jobs - Pendiri Apple Computer

Steven Paul Jobs lahir di San Francisco, California, Amerika Serikat, 24 Februari 1955 adalah pemimpin perusahaan Apple Computer bersama Steve Wozniak dan tokoh utama di industri komputer. Sebagai pendiri (dengan Steve Wozniak) Apple Computer di tahun 1976, ia mempopulerkan konsep komputer di rumah tangga dengan Apple II. Kemudian, ia merupakan salah satu orang yang pertama kali menyadari potensi untuk mengomersialkan antarmuka pengguna grafis (graphical user interface) dan mouse yang dikembangkan di Palo Alto Research Center perusahaan Xerox, dan kemudian teknologi ini diterapkannya ke dalam Apple Macintosh.


Jobs juga memimpin Pixar Animation Studios, sebuah perusahaan komputer animasi terkemuka di dunia layar lebar. telah menjadi multi-jutawan sebelum berumur 30 tahun. Dimulai dengan perusahaan NeXT untuk membuat sistem pendidikan dengan harga yang terjangkau, menemukan bahwa menjual software lebih baik dari pada menjual hardware.

Dilahirkan di San Fransisco oleh ibunya Joanne Simpson dan ayahnya Abdulfattah Jandali mahasiswa tamu dari Syria yang kemudian menjadi profesor ilmu politik. Sejak bayi beliau diadopsi Paul dan Clara Jobs dari Mountain View,Santa Clara County California. Orang tua angkat inilah yang memberikan nama Steven Jobs. Orang tua biologisnya kelak menikah dan memberinya adik perempuan bernama Mona Simpson yang kini terkenal sebagai novelis.

Beliau melewati masa SMP dan SMU di Curpetino, Califonia, seringkali setelah jam sekolah mengajar di Hewlett Packard Company di Palo Alto, California. Maka tak heran segera setelah itu ia dan Steve Wozniak segera menjadi pekerja paruh waktu di perusahaan ini. Di tahun 1972, Jobs lulus dari SMA Homestead di Cupertino, California dan diterima di Reed College di Portland, Oregon, tapi dikeluarkan/ drop out setelah satu semester. Tapi ia segera mendaftar ke Reed College, salah satu hal yang dipelajari di sini kaligrafi. "Jika saya tak pernah dikeluarkan dari tempat belajar hanya satu semester mungkin Mac saat ini tak akan memiliki multiple typefaces atau font-font yang proposional," katanya.

Di musim gugur tahun 1974, Jobs kembali ke California dan mulai menghadiri pertemuan "Homebrew Computer Club" dengan Steve Wozniak. Dia dan Wozniak bersama bekerja di Atari Inc., sebuah perusahaan pembuat permainan komputer yang terkenal, dengan jabatan sebagai perancang permainannya. Motivasinya saat itu adalah mengumpulkan uang untuk melakukan perjalanan spiritual ke India.



Jobs kemudian melakukan perjalanan pencerahan spritual ke India bersama temannya di Reed College, Daniel Kottke, yang kemudian hari menjadi pegawai Apple yang pertama. Kembali dari India dia menjadi Buddhist dengan rambut dicukur/gundul dan mengenakan pakaian tradisional India (biksu?). Selama masa ini ia mempraktekkan psychedelics (semacam meditasi, saat itu Jobs sering dianggap aneh, karena berjalan telanjang kaki di atas Salju- ini semacam meditasi kesadaran). Ini adalah dua atau tiga hal yang paling penting dalam hidup yang pernah ia lakukan dalam hidupnya.

Di tahun 1976, Jobs, usia 21, dan Wozniak, 26, mendirikan Apple Computer Co. di garasi milik keluarga Jobs. Komputer pribadi yang diperkenalkan Jobs and Wozniak diberi name Apple I. Komputer itu dijual dengan harga AS$666.66, sebagai referensi terhadap nomor telpon dari Wozniak's Dial-A-Joke machine, yang berakhir dengan -6666.

Di tahun 1977, Jobs dan Wozniak memperkenalkan Apple II, yang menjadi sukses besar di pasaran rumah tangga dan memberi Apple pengaruh besar di industri komputer pribadi yang masih muda. Di tahun 1980, Apple Computer mencatatkan namanya di bursa efek, dan dengan penawaran saham awal yang sukses, ketenaran Jobs bertambah. Tahun itu juga, Apple Computer melepas Apple III, walaupun kesuksesannya tidak sebaik sebelumnya.

Seiring dengan berkembangnya Apple Computer, perusahaan itu mulai mencari kepemimpinan baru untuk membantu mengatur perkembangan perusahaan tersebut. Di tahun 1983, Jobs menggaet John Sculley, dari perusahaan Pepsi-Cola, untuk memimpin Apple Computer, dengan tantangan, "Apakah kamu mau menjual minuman berkarbon seumur hidupmu, atau maukah kamu mengubah dunia?" (Do you want to just sell sugared water for the rest of your life, or do you want to change the world?) Tahun itu juga, Apple juga mengeluarkan Apple Lisa yang teknologinya tergolong sangat maju pada saat itu tapi gagal meraih pembeli di pangsa pasar.

Tahun 1984 menjadi tahun pengenalan Macintosh, komputer pertama yang berhasil dijual ke pasaran dengan menghadirkan fitur antarmuka pengguna grafis. Pengembangan Mac dicetuskan oleh Jef Raskin dan tim tersebut menggunakan teknologi yang sudah dikembangkan bukan oleh Apple, seperti di Xerox's PARC, tetapi belum sempat dikomersialkan. Kesuksesan Macintosh membuat Apple menelantarkan Apple II demi mengembangkan produksi Mac, yang bertahan sampai saat ini.

Walaupun Jobs sangat persuasif dan karismatik bagi Apple, Banyak yang menganggap dia sebagai pemimpin yang gampang berubah pikiran dan beremosi tinggi. Di tahun 1985, setelah banyak menyebabkan masalah kepemimpinan di dalam Apple, Sculley memberhentikan Jobs dari jabatannya dan mengusirnya dari Apple.

Setelah keluar dari Apple, Jobs mendirikan sebuah perusahaan komputer lagi, NeXT Computer yang seperti Lisa, NeXT tergolong sangat maju dalam hal teknologi, tetapi tidak pernah menjadi terkenal, kecuali di lingkup riset sains. (Tim Berners-Lee mengembangkan sistem World Wide Web di CERN dengan menggunakan sebuah NeXT workstation.) Namun NeXT membantu memajukan teknologi-teknologi sepert program object-oriented, PostScript, dan perangkat magneto-optical.

Di tahun 1996, Apple membeli NeXT seharga AS$402 juta, dan membawa Jobs kembali ke perusahaan yang ia dirikan. Di tahun 1997 ia menjadi pemimpin sementara di Apple setelah kepergian Gil Amelio.

Dengan pembelian NeXT, banyak teknologi dari NeXT diterapkan ke dalam produk buatan Apple, terutama NeXTSTEP, yang berkembang menjadi Mac OS X. Dibawah bimbingan Jobs perusahaan tersebut meningkatkan penjualannya setelah memperkenalkan iMac. iMac merupakan komputer pertama yang dijual dengan mengutamakan penampilannya (walaupun iMac juga banyak menggunakan teknologi maju di dalamnya). Sejak saat itu, penampilan yang menarik dan merek yang terkenal telah memberikan keuntungan bagi Apple.

Belakangan ini, Apple mulai mengembangkan sayapnya. Dengan pengenalan iPod alat musik portabel, piranti lunak iTunes, dan iTunes Music Store, perusahaan tersebut melakukan gebrakan di bidang peralatan elektronik pribadi dan musik online. Sambil merangsang inovasi, Jobs juga mengingatkan bawahannya bahwa, "artis tulen membuahkan hasil," (real artists ship) yang maksudnya adalah, menghasilkan karya-karya dengan tepat waktu sama pentingnya dengan inovasi dan produk jitu.

Jobs bekerja di Apple selama beberapa tahun dengan gaji AS$1/tahun. Karenanya dia tercatat di buku Guinness World Records sebagai "pemimpin perusahaan dengan gaji terendah" (Lowest Paid Chief Executive Officer). Setelah Apple mulai meraih laba penjualan kembali, perusahaan tersebut melepaskan gelarnya sebagai pemimpin sementara. Saat ini penghasilannya di Apple adalah AS$219 juta, menurut sebuah artikel yang ditulis di situs Bloomberg di tahun 2003.

Jobs sangat dikagumi karena keahliannya untuk meyakinkan orang dan menjadi salesman unggul, yang sering dijuluki reality distortion field dan hal ini tampak nyata saat ia memberikan keynote speeches di Apple expos. Namun, kegigihannya juga pernah mengundang sial. Kekerasan kepalanya mungkin telah menyebabkan Apple kehilangan kesempatan emas untuk menjadi pemimpin di bidang komputer pribadi. Keenganannya untuk membiarkan perusahaan lain membuat komputer yang kompatible dengan Macintosh mengakibatkan Apple harus menelan kekalahan dalam merebut pengguna komputer yang ada. Perusahaan piranti keras dan lunak akhirnya memutuskan untuk mengadopsi platform IBM PC yang menggunakan sistem operasi buatan Microsoft. Microsoft kemudian juga mengejar ketinggalannya dari Apple dengan mengembangkan antarmuka pengguna grafis buatan mereka sendiri, Microsoft Windows.

Di tahun 1986 Jobs mendirikan (bersama Edwin Catmull) Pixar, sebuah studio animasi komputer di Emeryville, California. Perusahaan itu didirikan dari apa yang dahulunya divisi grafik komputer milik Lucasfilm, yang Jobs beli dari pendirinya, George Lucas, sebesar AS$10 juta. Satu dekade kemudian, Pixar berkembang menjadi terkenal dan berhasil dengan film terobosannya Toy Story. Sejak saat itu Pixar sudah membuahkan film-film yang memenangkan Academy Award yaitu Finding Nemo dan The Incredibles. Karena kepemimpinannya di Pixar dan juga kemapanannya di Apple, Jobs dianggap oleh banyak pengamat industri hiburan salah satu calon pengganti Michael Eisner sebagai pemimpin dari The Walt Disney Company, yang mendistribusikan dan mendanai film-film buatan Pixar.

Pada tanggal 25 agustus 2011, Pendiri sekaligus presiden (CEO) Apple Inc,, Steven Paul Jobs akhirnya resmi memutuskan untuk mengundurkan diri. Tetapi dirinya masih dikenang oleh masyarakat dunia karena karya - karyanya. Mulai tahun 1976 ia mengeluarkan Apples l. Karya - karyanya terus berkembang sampai terakhir tahun 2010 ia mengeluarkan iPad yang sempat menghebohkan dunia.

Steve Jobs meninggal pada usia 56 tahun. Setelah bergulat dengan kanker pangkreas yang telah mengerogoti tubuhnya selama beberapa tahun terakhir. Berita “Steve Jobs meninggal” ini diumumkan oleh pimpinan Apple pada rabu malam 5 Oktober 2011. Ikon Lembah Silikon ini dikenang atas jasanya menghibur dunia dengan iPod iPhone dan yang terakhir adalah iPad. Agustus lalu, dia baru saja menyerahkan posisi CEO kepada Tim Cook. Steve Jobs sendiri dikenal sebagai legenda di Apple bahkan bisa dibilang maestro teknologi yang paling inovatif abad ini. Slamat jalan sang maestro

Berikut Karya - karya Steve Jobs saat masih memimpin CEO Apple Inc

1. Apple l (1976). Apple l ini merupakan produk pertama dari CEO Apple Inc buatan Steve dan diluncurkan pada tahun 1976.
2. Apple ll (1977) Steve memperkenalkan Apple ll ini tahun 1977 sebagai komputer pribadi pertama untuk grafis warna
3. Macintosh (1984) Pada tahun 1984, Macintosh komersial buatan Steve ini mulai dijual dan dimotori oleh Ridley Scott yang merupakan pengusaha kaya pada waktu itu.
4. Apple llC (1984), Untuk Apple llC ini,, Steve Jobs bekerjasama dengan Steve Wonzniak dalam pembuatannya. Diluncurkan 24 April 1984 dan selang beberapa bulan setelah pembuatan Macintosh.
5. Macintosh Portable (1989), Ini merupakan perkembangan dari Macintosh sebelumnya,,
dengan menggunakan layar Portable
.
6. Powerbook (1991), Steve berhasil membuat Powerbook pertama didunia. Untuk pengembangannya sekarang berupa Laptop atau Notebook.
7. iMac (1998), Diperkenal kan pertama kali tanggal 7 Mei 1998. iMac ini diplot sebagai inovasi dalam desain komputer pada saat itu.
8. iPod (2001), iPod ini pertama kali dikenalkan tahun 2001. Keberadaan iPod terssebut menjadi awal adanya pemutar media digital.
9. iPhone (2007), iPhone pertama kali dipasarkan tahun 29 Juni 2007 di AS. Ada beberapa genrasi iPhone dalam perkembangannya seperti iPhone 3G, 3GS dan 4.
10. iPad (2010), iPad merupakan gadget terbaru keluaran Apple dan merupakan yang tercanggih. Fungsi utama nya adalah sebagai e-Book Reader dan fungsi lainnya adalah untuk musik, film dan internetan layaknya tablet PC

Referensi :

- http://agniluthfi.com/index.php?option=com_content&view=article&id=93:steve-jobs-pendiri-apple-computer&catid=51:biografi&Itemid=75
- http://yapono.wordpress.com/2008/06/07/steve-jobs-pendiri-microsoft/
- http://www.kaskus.us/showthread.php?t=10293381
- http://merahitam.com/steve-jobs-meninggal.html

Biografi Mark Zuckerberg - Pendiri Facebook

Mark Elliot Zuckerberg lahir di kawasan bernama Dobbs Ferry, Westchester County, kota New York.Anak dari Edward dan Karen Zuckerberg. Ia adalah anak kedua dari empat bersaudara dari orang tua pasangan dokter gigi - ­psikiater. Sejak kecil Zuckerberg suka mengu­tak-atik komputer, mencoba berbagai program komputer dan belajar membuatnya. Ayahnya sendiri membelikannya komputer sejak ia beru­sia delapan tahun. Saat di sekolah menengah Phillips Exeter Academy, ia dan rekannya, D'Angelo, membuat plug-in untuk MP3 player Winamp. Plug-in adalah program komputer yang bisa berinteraksi dengan aplikasi host seperti web browser atau email untuk keperluan tertentu.


Zuckerberg dan D'Angelo membuat plug-in untuk menghimpun kesukaan orang terhadap aneka jenis lagu dan kemudian membuat play­list-nya sesuai selera mereka. Mereka mengirimkan program itu ke berbagai perusahaan termasuk ke AOL (American Online) dan Microsoft. Pada tahun terakhimya di Phillips ia direkrut oleh Microsoft dan AOL untuk suatu proyek.

Saat melanjutkan sekolah ke perguruan ting­gi keduanya harus berpisah. D'Angelo masuk Caltech sedangkan Zuckerberg masuk Harvard. Di Harvard inilah Zuckerberg menemukan ide membuat buku direktori mahasiswa online karena universitasnya tak membagikan face book (buku mahasiswa yang memuat foto dan identitas mahasiswa di universitas itu) pada mahasiswa baru sebagai ajang pertemanan di antara mereka. Namun setiap kali ia menawarkan diri membuat direktori itu, Harvard menolaknya. "Mereka mengatakan punya alasan untuk tidak mengumpulkan informasi (mahasiswa) ini," ujar Zuckerberg kemudian.

Meski ditolak ia selalu mencari cara untuk mewujudkannya. "Saya ingin menunjukkan kalau hal itu bisa dilakukan," lanjutnya soal kengototannya membuat direktori itu. Proyek pertamanya adalah CourseMatch (www.coursematch.com) yang memungkinkan teman-teman sekelasnya berkomunikasi satu sama lain di website tersebut. Suatu malam di tahun kedua ia kuliah di Harvard, Zuckerberg menyabot data mahasiswa Harvard dan memasukkannya ke dalam website yang ia buat bernama Facemash. Sejumlah foto rekan mahasiswanya terpampang di situ. Tak lupa ia membubuhkan kalimat yang meminta pengun­jungnya menentukan mana dari foto-foto ini yang paling "hot". Pancingannya mengena. Dalam tempo empat jam sejak ia meluncurkan webiste itu tercatat 450 orang mengunjungi Facemash dan sebanyak 22.000 foto mereka buka. Pihak Harvard mengetahuinya dan sambungan internet pun diputus. Zuckerberg diperkarakan karena dianggap mencuri data. Anak muda berambut keriting ini pun meminta maaf kepada rekan-rekan yang fotonya masuk di Facemash. Tetapi ia tak menyesali tinda­kannya. "Saya kira informasi seperti itu harus tersedia (online)," ujamya.

Alih-alih kapok ia malah membuat website baru dengan nama Facebook (www.thefacebook.com). Website ini ia luncurkan pada Februari 2004. Facebook merupakan penyempurnaan dari Facemash. Sasarannya tetap sebagai tempat pertemuan sesama mahasiswa Harvard. Dalam penjelasan di website-nya sekarang disebutkan bahwa Facebook adalah suatu alat sosial untuk membantu orang berko­munikasi lebih efisien dengan rekan, keluarga, atau rekan kerjanya. Facebook menawarkan navigasi yang mudah bagi para penggunanya. Setiap pemilik account punya ruang untuk memajang fotonya, teman-temannya, network, dan melakukan hal lainnya seperti bisa berkirim pesan dan lain sebagainya.

Banyaknya aplikasi yang bisa digunakan oleh anggotanya membuat Facebook digan­drungi banyak orang. Konon hingga saat ini sudah lebih dari 20.000 aplikasi dimasukkan ke dalam Facebook yang bisa digunakan para anggotanya. Setidaknya 140 aplikasi baru ditambahkan ke Facebook setiap harinya dan 95% pemilik account Facebook telah menggu­nakan minimal satu aplikasi.

Penyertaan banyak aplikasi ini membuat Facebook berbeda dengan website jejaring sosial terdahulu seperti MySpace. Lalu orang berbondong-bondong mengunjungi website­nya dan mendaftar jadi anggotanya. Dalam waktu dua minggu setelah diluncurkan, separuh mahasiswa Harvard sudah memiliki account di Facebook. Ternyata tak hanya mahasiswa Harvard yang tertarik, beberapa kampus di sekitar Harvard pun meminta dimasukkan dalam jejaring Facebook. Ini membuat Zuckerberg kewalahan. Ia lalu meminta bantuan dua temannya untuk ikut mengem­bangkan Facebook. Dalam tempo empat bulan Facebook sudah bisa menjaring 30 kampus. Hingga akhir 2004 jumlah pengguna Facebook sudah mencapai satu juta.

Pengguna Facebook terus meningkat. Malah ada sejumlah orang yang tak lagi jadi mahasiswa atau yang masih di sekolah ingin bergabung. Tingginya desakan ini membuat Zuckerberg dan kawan-kawan memutuskan Facebook membuka jaringan untuk para siswa sekolah menengah (di sini SMU) pada Sep­tember 2005. Tak lama kemudian mereka juga membuka jejaring para pekerja kantoran. Kesibukan yang luar biasa ini membuat Zuckerberg harus memutuskan keluar dari Harvard. "Apa yang saya inginkan sudah ada di tangan. Saya tidak ingin punya ijazah kemudian bekerja. Menurut saya, pekerjaan hanyalah untuk orang-orang yang lemah," ujarnya pada Majalah Current. Zuckerberg dan kawan-kawan kemudian mengembangkan Facebook lebih jauh lagi. Pada September 2006 Facebook membuka pendaftaran untuk jejaring umum dengan syarat memiliki email. Sejak itulah jumlah anggota Facebook melesat.

Saat ini jumlah anggota aktifnya mencapai 70 juta di seluruh dunia. Jejaring yang dihim­punnya mencapai enam juta jaringan (ke­lompok pertemanan) meliputi 55.000 jaringan berdasarkan demografi, pekerjaan, sekolah, kolegial, dan sebagainya. Setiap harinya ada 14 juta foto di-upload (dimasukkan ke Facebook). Dan dalam hal jumlah trafik pengakses Facebook menjadi website teraktif ke-6 di dunia dan menjadi website jejaring sosial kedua terbesar versi camScore.

Jual Saham Jadi Kaya

Jumlah anggota Facebook yang jutaan or­ang itu menjadi tambang emas yang meng­giurkan. Zuckerberg dan kawan-kawan pun menangkap peluang bisnis yang besar. Karena itu ketika jumlah user-nya melebihi satu juta mereka menggandeng Accel Part­ners, perusahaan modal ventura, untuk membiayai pengembangannya. Modal yang ditanamkan adalah US$ 12,7 juta. Ini adalah investasi kedua yang masuk ke Facebook setelah sebelumnya (Juni 2004) men­dapatkan dan dari pendiri PayPal sebesar US$ 500.000. Pembenahan pertama dengan tambahan modal itu adalah dengan meng­ganti domain-nya dari www. thefacebook. corn menjadi www.facebook.com pada Agustus 2005. Setelah itu jangkauan keanggotaannya diperluas menjadi internasional. Hingga Desember 2005 jumlah anggotanya sudah mencapai 5,5 juta.

Meski jumlah user-nya meningkat tajam pada tahun 2005 disebutkan Facebook menga­lami kerugian sampai US$ 3,63 juta. Facebook kemudian mendapatkan dana sebesar US$ 25 juta dari Greylock Partners dan Meritech Capi­tal Partners. Dana itu digunakan untuk meluncurkan versi mobile-nya.

Pada September 2007 Microsoft melakukan pendekatan dan menawarinya membeli 5% saham senilai sekitar US$ 300 juta hingga US$ 500 juta. Jika nilai itu disetujui maka nilai kapitalisasi Facebook sudah mencapai US$ 6 miliar hingga US$ 10 miliar atau sekitar Rp 54 triliun hingga Rp 90 triliun. Namun Microsoft akhirnya mengumumkan hanya membeli 1,6% saham Facebook dengan nilai US$ 240 juta pada Oktober 2007. Transaksi ini menunjukkan nilai kapitalisasi Facebook ternyata lebih tinggi yaitu sekitar US$ 15 miliar (sekitar US$ 135 triliun).
Setelah itu sejumlah tawaran mengepung Facebook. Li Ka-shing disebut-sebut ikut menginvestasinya sekitar US$ 60 juta pada November 2007. Lalu ada berita yang menyebutkan Viacom, Yahoo, Google, dan sebagainya pun ikut menawar untuk membeli Facebook. Sejauh ini Zackerberg me­ngatakan Facebook tak akan dijual. Melesatnya bisnis Facebook membuat Zackerberg menampuk kekayaan yang luar biasa. Majalah Forbes menyebutkan kekayaan Zackerberg sendiri mencapai US$ 1,5 miliar atau sekitar Rp 13,5 triliun. Jangankan untuk anak seusia Zackerberg, untuk orang dewasa pun harta sebanyak itu tentu jumlah yang luar biasa besar. Maka wajar jika majalah itu menobatkannya sebagai The Youngest `Self-made' Billionaire on the Planet.

Prestasi yang diraih Zackerberg tak benar­-benar mulus. Sejumlah perkara ia dapatkan sehubungan dengan Facebook. Termasuk dari rekannya di Harvard yang menyebutkan rancangan Facebook sebenarnya tiruan dari ConnectU. Namun Zackerberg tetap bergeming bahwa Facebook merupakan hasil karyanya. Meskipun ConnectU kalah dalam persidangan pertama, perusahaan ini mendaftarkan gugatan baru pada Maret 2008. Kontroversi juga datang dari negara-negara seperti Myanmar, Bhutan, Syria, Arab Saudi, Iran dan sebagainya yang menyebutkan kalau Facebook mempromosikan serangan terhadap otoritas pemerintahannya sehingga akses terhadap Facebook di negara tersebut ditutup.

Di tengah sejumlah kontroversi itu, nama Facebook dan Mark Zackerberg tetap digan­drungi banyak orang. Zackerberg sendiri di tengah kepopuleran namanya dan jumlah kekayaan yang dimilikinya, ia tetap sederhana. Ia masih tinggal di apartemen sewaan dan di kamarnya hanya tersedia sebuah meja dan kursi. Kasurnya diletakkan di lantai. Kala datang ke kantornya di Palo Alto, Zackerberg kerap berjalan kaki atau mengendarai sepeda. Tak tampak sebagai miliuner (dalam US$ dol­lar, tentunya) atau triliuner (dalam rupiah).

Forbes mencatatnya sebagai milyarder termuda, atas usaha sendiri dan bukan karena warisan, yang pernah tercatat dalam sejarah. Kekayaannya ditaksir sekitar satu setengah miliar dolar Amerika.
Awal tahun 2009 Mark Zuckerberg mendapat penghargaan Young Global Leaders. Usia Mark Zuckerberg baru 24 tahun, tetapi ia bisa menghasilkan 1,5 miliar dollar AS. Keberhasilan pria pendiri Facebook, salah satu situs jejaring sosial ternama di dunia, ini membuatnya nangkring dalam jajaran 400 orang terkaya di Amerika versi Forbes. Tidak hanya itu, dalam jajaran tersebut ia juga dinobatkan sebagai orang kaya yang paling muda.

Fakta - fakta tentang Facebook dan Mark Zuckerberg

- Facebook punya lebih dari 150 juta pendaftar
- Jumlah pengguna yang aktif lebih dari 20 juta
- Separuh lebih pendaftar Facebook bukan orang kuliahan
- Pengguna rata-rata memiliki 100 teman
- Lebih dari 3 juta pengguna menjadi penggemar sesuatu
- Jumlah foto yang di up-load lebih dari 800 juta perbulan
- lebih dari 5 juta video di up-load perbulan
- Konten lain(link,cerita,blog,cata
tan,dll) yang si share lebih dari 20 juta perbulan
- Lebih dari 2 juta even dibuat setiap bulan
- Facebook sudah di terjemahkan ke dalam 15 bahasa ,Masih ada 60 bahasa lagi yang masih dalam proses penerjemahan
- lebih dari 70 persen pengguna Facebook tinggal di luar Amerika
- Saat ini,ada lebih dari 52 ribu aplikasi ontuk Facebook
- Aplikasi baru bertambah 140 perhari
- Sekitar 95 persen pengguna menggunakan satu aplikasi dalam Facebook

1. Facebook adalah milik Mark Zuckerberg, jika kita membaca artikel Mark Zuckerberg dalam bahasa indonesia tidak diketahui secara lengkap siapakah dia. Kalau kita membaca artikel tentang Mark Zuckerberg dalam bahasa inggris terdapat lengkap data diri si pembuat facebook ini.

2. Siapakah sebenarnya si pendiri sekaligus CEO facebook ini? Dia adalah mahasiswa harvard university dan aktif sebagai anggota Alpha Epsilon Pi. What is Alpha Epsilon Pi?

3. Alpha Epsilon Pi adalah seperti perkumpulan mahasiswa Yahudi di amerika utara, yang mempunyai misi sebagai berikut,

Alpha Epsilon Pi, the Jewish Fraternity of North America, was founded to provide opportunities for Jewish men seeking the best possible college and fraternity experience. We have maintained the integrity of our purpose by strengthening our ties to the Jewish community and serving as a link between high school and career. Alpha Epsilon Pi develops leadership for the North American Jewish community at a critical time in a young man’s life. Alpha Epsilon Pi’s role is to encourage the Jewish student to remain dedicated to Jewish ideals, values, and ethics and to prepare the student to be one of tomorrow’s leaders so that he may help himself, his family, his community, and his people.

Yang intinya adalah sebagai tempat pengkaderan dan tempat mencari pemimpin baru bagi kaumnya, yaitu Yahudi.

4. Fakta ke-empat sampai artikel ini ditulis serangan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 600 palestinians.

5. Facebook mendapatkan keuntungan dari iklan yang dipasang, semakin banyak user dan pengunjung facebook semakin banyak pula penghasilnya.

Referensi :

- http://agniluthfi.com/index.php?option=com_content&view=article&id=95:mark- zuckerberg-pendiri-facebook&catid=51:biografi&Itemid=75
- http://www.theworldcare.com/renungan-harian/7-inspirasional/318-kisah-sukses-pendiri-facebook
- http://tonnickku.blogspot.com/2009/03/fakta-tentang-face.html
- http://www.facebook.com/topic.php?uid=51530135948&topic=8214

 
Support : Juragantomatx | Bioskoptigalima
Copyright © 2016. Nyangkutin | Semuanya Nyangkut Disini - All Rights Reserved
Template : Bebas Download Gratis | Juragan Tomat News
Proudly powered by Blogger